Keterampilan
proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah
kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang
lebih tinggi pada diri siswa. Pendekatan keterampilan proses adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan
keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi
kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang
dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud
menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud karena IPA merupakan alat yang
potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian yang
berkembang merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati
siswa (Popy dkk, 2009:1).
Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat
keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah.
Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen
yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian (Popy dkk, 2009:2).
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan
pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu
hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian Pendekatan
Keterampilan Proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran
yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian
mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat
dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan
(fisik) (Popy dkk, 2009:2).
Untuk mengajarkan
keterampilan proses, siswa
benar-benar melakukan pengamatan, pengukuran, pemanipulasian variabel dan
sebagainya. Ringkasnya, siswa bertindak sebagai ilmuwan. Oleh karena itu pendekatan ini lebih banyak
melibatkan siswa dengan obyek-obyek konkrit, yaitu siswa aktif berbuat.
Pendekatan keterampilan proses
memberi siswa pemahaman yang valid tentang hakikat sains. Siswa dapat
menghayati keasyikan sains dan dapat lebih baik memahami fakta-fakta dan
konsep-konsep. Siswa diberi kesempatan untuk belajar sambil berbuat,
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi
sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup (Trianto: 2010).
Pendekatan keterampilan proses menekankan
bagaimana siswa belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga mudah
dipahami dan digunakan dalam kehidupan di masyarakat. Dalam proses pembelajaran
diusahakan agar siswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan sendiri, melakukan
penyelidikan ilmiah, melatih kemampuan-kemampuan intelektualnya, dan merangsang
keingintahuan serta dapat memotivasi kemampuannya untuk meningkatkan
pengetahuannya yang baru diperolehnya. Dengan mengembangkan
keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan anak akan mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan
sikap ilmiah dan nilai yang dituntut. Dengan demikian,
keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan
fakta dan konsep (Trianto: 2010)
Langkah-langkah pelaksanaan keterampilan
proses antara lain: (Trianto, 2010:144)
1.
Mengamati, keterampilan mengumpulkan data
atau informasi melalui penerapan dengan indera.
2.
Menggolongkan (mengklasifikasikan), yaitu
keterampilan menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai atau kepentingan
tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan atau perbedaan antara
benda, kenyataan atau konsep sebagai dasar penggolongan.
3.
Menafsirkan (menginterpretasikan), yaitu
keterampilan menafsirkan sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa konsep dan
informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan, penelitian
atau eksperimen.
4.
Meramalkan, yaitu mengantisipasi atau
menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang
berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar
data atau informasi. Misalnya berdasarkan pengalaman tentang keadaan cuaca
sebelumnya, apabila mendung pasti akan terjadi hujan atau sebaliknya. Siswa
dapat meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi. Meramal tidak sama dengan
menebak. Menebak adalah memperkirakan suatu hal tanpa berdasarkan data atau informasi
yang ada.
5. Menerapkan, yaitu menggunakan hasil belajar
berupa informasi, kesimpulan, konsep, hokum, teori dan keterampilan. Melalui
penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan atau
dihayati.
6. Merencanakan penelitian, yaitu keterampilan
yang amat penting karena menentukan berhasil-tidaknya penelitian. Keterampilan
ini perlu dilatih, Karena selama ini pada umumnya kurang diperhatikan dan
kurang terbina. Pada tahap ini ditentukan masalah atau objek yang akan
diteliti, tujuan dan ruang lingkup penelitian, sumber data atau informasi, cara
analisis, alat dan bahan atau sumber kepustakaan yang diperlukan. Jumlah orang
yang terlibat, langkah-langkah pengumpulan dan pengolahan data atau informasi,
serta tata cara melakukan penelitian.
Mengkomunikasikan,
yaitu menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk
tulisan, gambar, gerak, tindakan atau penampilan.